Senin, 02 November 2015



                                       Nama kelompok 3:ach choirul umam
                               Merta meriandani
                        Evi fatmawati
                                      Sofia hanuna camellia
                         Nor faqawinni
  Sman 3 sampang

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehinggaberhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan  ini berisikan tentang ” korosi pada paku ”. Di harapkanlaporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Sampang,26 oktober 2015


     Penyusun:

   
   
     Kelompok 3
























DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................    
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang...............................................................................     
B.   Tujuan praktikum.............................................................................................. 
C.   Manfaat praktikum ........................................................................................... 

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian besi dan korosi.......................................................... 
B.   Penyebab korosi dan pengendalian korosi.............................. 
c.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi………………

BAB III  PROSEDUL PRAKTIKUM
A.   Alat dan bahan............................................................................... 
B.   Langka kerja................................................................................... 
C.   Waktu pengamatan....................................................................... 


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil................................................................................................. 
B.   Pembahasan ................................................................................. 

BAB V MENJAWAB PERTANYAAN............................................................ 

BAB VI PENUTUP
A.   Kesimpulan................................................................................     
B.    Saran.......................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN














BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yangdapat menghambat terjadinya korosi.
.   
B.   Tujuan Praktikum     
            Praktikum ini bertujuan untuk :
1.    Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2.    Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3.    Cara pencegahan korosi pada besi.

A.   Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.    Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.    Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.    Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Besi dan Korosi
1.    Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:          
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
    
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
          
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.    Korosi          
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.       
             Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.  
           Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
      
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai 
katode, di mana oksigen tereduksi           .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
  
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
            
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara 
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrodalainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.      
B.   Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.    Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
       
2.    Pengendalian korosi       
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.    
           Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.          

1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
       
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
       
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
            
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
       
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
            
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
    
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
           
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode). 
            
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
3  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1.        Faktor Metalurgi
      Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a.       Jenis logam dan paduannya
                Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi.Sebagai contoh, aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
b.       Morfologi dan homogenitas
                Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap daerahnya.
c.        Perlakuan panas
                Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya korosi retak tegang.

d.      Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
                Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah fabrikasi memiliki tegangan sisa atau endapan inklusi maka memudahkan terjadinya retak.

2.       Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a.       Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang berbeda-beda.Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi.Gambar berikut menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan tembaga.
b.      Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar berikut.
        Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang tinggi.
c.       Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada Fe. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.

d.    Gas, cair atau padat
          Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda.Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e.       Kondisi biologis
        Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah.Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.




2.            Teori Ion Svante August Arrhenius 
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik?Penjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsalatahun 1884. 
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion.  
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya.Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. 
Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:  
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.  
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A.   Alat dan Bahan
 8  buah paku
 8 buah gelas aqua plastik
 Air Biasa
 Larutan cuka
 Karet gelang
B.   Langka kerja

1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2.    Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Identitas Aqua gelas
Perubahan yang terjadi
A
Hari ke-1:
Hari ke-2:
Hari ke-3:
Hari ke-4
Hari ke-5:
Hari ke-6:
Hari ke-7:
B
          Dst

3.      Beri identitas aqua gelas tersebut dari A-F










4.      PENGKONDISIAN OBJEK :
Label gelas
Pengkondisian
A
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka (tanpa air)
B
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam sepenuhnya.
C
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
D
Paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka (CH3COO), dan paku dibiarkan dalam keadaan tenggelam
E
Paku diletakkan dalam gelas kosong yang tertutup
F
Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.
G
Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
H
Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi larutan cuka (CH3COO).

Pengamatan dilakukan pada tanggal  21 oktober 2015 sampai 27 oktober 2015.















BABIV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas
Gelas
Perubahan yang Terjadi
A
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-2: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-3: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-4: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-5: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-6: belum terjadi perkaratan  
Hari ke-7: belum terjadi perkaratan  
B
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan
Hari ke-2: sudah mulai timbul titik-titik karat
Hari ke-3: titik-titik karat semakin banyak
Hari ke-4: semakin banyak timbul titik-titik karat
Hari ke-5: semakin banyak timbul titik-titik karat
Hari ke-6: bertambah banyak titik-titik karat
Hari ke-7: bertambah banyak titik-titik karat
C
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan
Hari ke-2: di ujung paku mulai timbul titik karat
Hari ke-3: di ujung paku semakin banyak titik-titik karat
Hari ke-4: perkaratn semakin banyak
Hari ke-5: perkaratn semakin banyak
Hari ke-6: bukan hanya di ujug paku saja terjadi tapi seluruh bagian paku
Hari ke-7: bawah paku tambah banyak tpi di atas tidak ada
D
Hari ke-1: paku sudah berubah menjadi warna hitam
Hari ke-2: warna paku semakn menghitam
Hari ke-3: warna paku semakin hitam
Hari ke-4: paku semakin menghitam
Hari ke-5: paku semakin menghitam
Hari ke-6: paku berubah hitam dan air berwarna coklat
Hari ke-7: berwarna hitam dan sedikit berkarat
         E
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan
Hari ke-2: belum terjadi perkaratan
Hari ke-3: belum terjadi perkaratan
Hari ke-4: hanya sedikit titik-titik karat
Hari ke-5: hanya sedikit titik-titik karat
Hari ke-6: hanya sedikit titik-titik karat
Hari ke-7: hanya sedikit titik-titik karat





F
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan
Hari ke-2: belum timbul titik karat
Hari ke-3: titik-tik karat semakin banyak
Hari ke-4: semakin banyak titik karat pada paku
Hari ke-5: semakin banyak titik karat pada paku
Hari ke-6: karat bertambah banyak
Hari ke-7: di bagian atas paku bertambah banyak

        g
Hari ke-1: belum terjadi perkaratan
Hari ke-2: di ujung bawah paku sedikit berkarat
Hari ke-3: titik karat semakin banyak
Hari ke-4: perkaratan di bagian bawah paku kecuali atas
Hari ke-5: perkaratan di bagian bawah paku kecuali atas
Hari ke-6: perkaratan bertambah banyak
Hari ke-7: hanya setengah paku saja yang yang berkarat

         h
Hari ke-1: paku sudah berubah menjadi warna hitam
Hari ke-2: warna paku semakin hitam
Hari ke-3: warna paku semakin menghitam
Hari ke-4: paku semakin mengkitam
Hari ke-5: paku semakin hitam
Hari ke-6: paku semakin hitam dan berkarat
Hari ke-7: berwarna hitam


B.   Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4 perlakuan beda pada paku yaitu paku yang diberi air biasa,pemberian air cuka pada paku dan yang tidak di beri air tersebut serta 2 perlakuan berbeda pada aqua gelas yaitu aqua gelas tertutup dan tidak tertutup.
Dari hasil pengamatan selama 7 hari kami mendapati bahwa pada medium aqua terbuka pada paku A (tanpa air) tidak terjadi korosi, pada paku B (air biasa) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning ,pada paku C() terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning, Kami juga melakukan pangamatan pada medium aqua gelas tertutup dan kami mendapati bahwa paku D(tanpa air) tidak terjadi korosi sedikitpun dalam 6 hari pengamatan, pada paku E(  ) terjadi korosi secara keseluruhan dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning  serta terjadi penguapan, sedangkan pada paku F(air cuka) CH3COOH terjadi korosi secara keseluruhan dengan keadaan paling cepat terjadinya korosi di bandingkan dengan keadaan lain tetapi paku berwarna hitam. Hal ini di karenakan asam lebih cepat menyebabkan korosi.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku yang tidak terkena air tidak mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi antara paku di air biasa/ air panas / air garam dengan paku di air cuka. Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air biasa/ air panas / air garam  berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning, karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen. sedangkan korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan  di air cuka berwarna hitam, korosi tersebut terjadi karena asam pada cuka.

Soal :
1.    Paku pada gambar berapa manakah yang Palingcepat mengalami korosi jelaskan ?
2.    Zat yang menyebabkan terjadinya korosi ?
3.    Bagaimana pengauh tingkat keasaman terhadap korosi ?
4.    Tuliskan persamaan reaksi pada peristiwa korosi ?
5.    Megapa logam alumunium lebih mudah berkarat dibandingkan besi ?

           
















BAB V
MENJAWAB PERTANYAA
N
2.    Jawab : ΓΌ Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O) , sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O)
Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya HCl, dan larutan lainya dari asam halida.
Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah.















BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku A dan D(paku terbuka tanpa air  dan paku tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi korosi.     
           Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang  dapat membuatnya berkarat.
  Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah  
A) Air
B) 
Oksigen
  Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi
A) Elektrolit
B) Permukaan 
Besi
  Cara Mengatasi Korosi Adalah
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat

B. Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.









DAFTAR PUSTAKA
Www.Google.Com
Harnanto, Ari. 2009. 
KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Setia Aji.
Purba,Michael.2007.Kimia Untuk SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga






















Lampiran
Hari 1 :
     Gelas label A                      Gelas label B                            Gelas label C
 
       Gelas label D          Gelas label E                     Gelas label F
       Gelas label G                          Gelas label H

Hari 2  :
           
 



Hari ke 3 :
 




Hari ke 4 dan 5 :
             



Hari ke 6 dan 7 :
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar